Sejarah Pistol : AIB SEJARAH

SEJARAH PISTOL

Tak ada satu pun pihak yang bisa memastikan kapan awal kemunculan pistol. Senjata tangan ini diperkirakan muncul sekitar abad 14. Beberapa sejarahwan mengungkapkan bahwa pistol diciptakan sebagai improvisasi dari bubuk mesiu. Awal kemunculannya bermula dari “hand gonne”, yang sisa-sisanya banyak ditemukan di wilayah Estonia. Sepanjang sejarah awalnya, pistol selalu berada di balik bayang-bayang popularitas senapan (rifle).

Awal munculnya pistol bisa dirunut dari hand gonne – pelontar proyektil mirip canon ukuran mini. Hand gonne dioperasikan minimal oleh dua orang. Satu orang memegangnya di depan dada, yang lain menyulut api. Prinsip kerjanya mirip dengan canon yang banyak ditemukan pada abad pertengahan. Proyektil logam berbentuk bola berdiameter 1,8-2,5 cm harus dimasukkan ke tabung yang sebelumnya telah diisi bubuk mesiu. Saat ditembakkan, ujung laras hand gonne harus membentuk sudut elevasi karena lubang tabung (yang di kemudian hari disebut kaliber) nyaris pas dengan diameter proyektil. Mesiu yang kemudian disulut api akan menciptakan ledakan dan gas. Pada saat inilah proyektil terlontar. Jarak tembak hand gonne sekitar 35 meter.
Handgonne
Penggunaan Handgonne
Tak lama setelah era hand gonne memudar, orang-orang Portugal memperkenalkan pistol yang merupakan turunan dari senapan matchlock. Disebut matchlock karena mekanisme pemantikan mesiunya sangat bergantung pada ketepatan jatuh sumbu berapi pada cawan mesiu. Saat mesiu pada cawan terbakar, api secara otomatis akan masuk melalui lubang kecil ke pangkal laras. Sama seperti pada hand gonne, proyektil berbentuk bola besi kecil akan terlontar. Lewat mekanisme inilah pertama kalinya dikenal sistem pemantik peluru. Meski bentuknya masih sederhana, api sudah tidak disulut secara manual. Dengan sistem ini, sumbu api yang dijepit di kepala tangkai logam berbentuk huruf “S” akan digerakkan “mematuk” cawan kecil berisi mesiu. Gerakan mematuk akan terjadi setelah trigger ditarik. Pistol dan senapan matchlock diperkenalkan pada pertengahan abad 14. Namun, pistol matchlock kalah populer dari versi senapannya, sehingga dibuat sangat terbatas. Rifle matchlock sempat dibuat massal dan menjadi pegangan utama bangsa Portugal saat menjelajah Amerika. Bangsa lain yang menggunakan rifle ini adalah bangsa Jerman dan Perancis. Senapan jenis ini juga dikenal dengan nama “musket”, sehingga tentara yang menggunakannya biasa disebut “musketeer”.
Pistol Matchlock
Mekanisme Matchlock (atas)




Matchlock Rifle
Namun, berbagai insiden yang terjadi membuat matchlock kian tak populer. Mesiunya kerap meletup tanpa diduga. Ledakan ini terkadang melukai pinggang dan kaki pemiliknya, biasa terjadi akibat api pada sumbu pemantik masih membara dan tanpa disadari menyulut mesiu yang tersimpan di saku celana. Selain itu, pistol atau rifle matchlock kurang responsif saat dipakai dalam cuaca basah. Para penggunanya sering kerepotan menjaga agar sumbu tetap membara. Senjata ini bahkan masih sering kalah cepat dengan panah.

Riskannya penggunaan sumbu api membuat para perancang senjata mencari sistem pemantik lain yang lebih aman. Sistem yang baru kemudian menggunakan batu api (flint). Sistem ini tidak begitu lama diciptakan karena pada masa itu, sekitar abad 15, batu api sudah biasa digunakan untuk keperluan sehari-hari. Bentuk evolusi pertama diciptakan oleh Johann Kiefuss dari Nuenberg, Jerman, pada 1517. Sistem pengganti matchlock ini biasa disebut “wheellock”. Mekanisme wheellock mirip dengan pemantik korek api gas sekarang. Api akan terpercik setelah batu api digerus roda (wheel) bergerigi. Tarikan trigger akan membuat striker arm (tangkai penjepit) batu api jatuh pada cawan mesiu. Roda bergerigi yang ada di bawah cawan kemudian berputar dan menggerus batu api. Percikan api akan membakar mesiu dan tersulutlah mesiu di dalam laras.

Pistol Wheellock
Bagian dalam Wheellock 
Sejumlah literatur menyatakan bahwa sebenarnya penemu sistem pemantik ini bukanlah Kiefuss, melainkan Leonardo da Vinci, sekitar abad 15. Pistol jenis inilah yang memungkinkan dioperasikan hanya dengan satu tangan.

Karena ongkos pembuatan wheellock jauh lebih mahal dari matchlock, pistol dan senapan ini tidak diberikan pada semua prajurit, hanya pada perwira penting saja. Wheellock masih bertahan hingga abad 18. Sementara itu, sistem baru kembali muncul. Jenis pistol yang baru ini disebut “snaphaunce”. Snaphaunce bisa dibilang tidak benar-benar baru, karena masih menggunakan batu api. Bedanya, snaphaunce tidak menggunakan roda bergigi. Bagian yang dianggap mahal ini diganti dengan tangkai bergigi yang cukup digerakkan per daun.
Snaphaunce
Snaphaunce
Pada snaphaunce, tarikan trigger akan menggerakkan tiga bagian berturut-turut. Pertama, tutup cawan mesiu akan terbuka, lalu striker arm batu api akan “mematuk” cawan mesiu. Sebelum jatuh di cawan, batu api akan menggesek tangkai bergerigi terlebih dulu sehingga percikannya akan membakar mesiu di cawan. Semburan api inilah yang selanjutnya akan menjalar masuk ke laras dan menciptakan ledakan. Tipe snaphaunce muncul pertama kali pada 1570. Beberapa literatur menyebutkan pengguna pertama kali adalah orang Eropa utara. Namun ada juga yang menyebut Belanda, didasarkan pada kata “snaphaunce” yang kemungkinan berasal dari kata “schnapp hahn” yang berarti patukan ayam jago (gerakan striker arm batu api memang mirip patukan ayam jago).

Sistem baru yang lebih praktis kembali muncul. Pada 1612, seorang Perancis bernama Marin le Bourgeoys memperkenalkan ciptaannya. Ia tak banyak mengubah mekanisme pada snaphaunce, hanya memadukan fungsi tangkai penggerus dengan tutup cawan mesiu. Tipe baru ini dikenal dengan nama “flintlock”. Flintlock langsung diserahkan pada Raja Henry IV, penguasa Perancis saat itu. Dia pun langsung memerintahkan pabrik senjata untuk memproduksinya secara massal. Kepraktisannya membuat flintlock dengan cepat populer di kalangan militer Eropa dan menggeser wheellock dan snaphaunce.

Model flintlock paling terkenal adalah Brown Bess Flintlock, dibuat pada 1700an. Jenis yang satu ini bisa diisi mesiu dan proyektil lalu menembaknya dua sampai lima kali per menit. Keakuratannya pun sudah lumayan meningkat, bisa membunuh orang dari jarak sekitar 10 meter. Flintlock adalah jenis terakhir yang menggunakan batu api.
Flintlock

Flintlock Inggris
Flintlock Skotlandia
Brown Bess Flintlock
Bagian dalam Flintlock
Masa keemasan flintlock berlangsung cukup lama, sekitar 200 tahun, sampai akhirnya ditutup oleh ciptaan John Forsyth. Pastor Skotlandia ini memperkenalkan sistem pemantik api “percussion cap” (pemukul topi) pada 1805. Kepopuleran percussion cap adalah karena tidak lagi menggunakan batu api yang dianggap kurang memadai karena rentan air dan kerap tak bisa digunakan dalam keadaan lembab.

Sebelum merancang percussion cap, Forsyth meramu bahan peledak baru yang selanjutnya menjadi peledak mesiu yang ditaruh dalam laras senapan atau pistol. Material peledak yang merupakan campuran merkuri itu ditaruh pada mulut pipa kecil yang mengarah pada lubang mesiu. Material yang sudah dibungkus inilah yang nantinya akan “dipukul” pelatuk (hammer) dan selanjutnya mengirim api ke tabung mesiu. Kelak, mekanisme semacam inilah yang akan digunakan sebagai dasar rancang bangun peluru atau “cartridge”.

Pada setiap peluru, terdapat 1) bullet atau proyektil yang akan dilontarkan, 2) selongsong atau tabung mesiu, 3) mesiu atau material cordite, 4) rim atau bagian selongsong untuk “loading”, dan 5) primer, pemantik mesiu di “pantat” peluru. Primer inilah yang merupakan bentuk evolusi percussion cap.
Percussion Cap
Perbandingan Mekanisme
Sepintas, percussion cap masih menyerupai flintlock. Senjata ini masih memiliki tangkai berbentuk huruf “S” yang biasa dipakai untuk menjepit batu api. Namun, pada percussion cap, tangkai ini tidak lagi menjepit batu api. Di ujung tangkai ini hanya ada cekungan yang digunakan untuk “memukul” topi peledak merkuri di ujung tangkai satunya lagi.

Percussion cap dianggap sebagai pembuka jalan menuju perancangan senjata genggam (handgun) dengan peluru dalam silinder putar atau revolver. Revolver mulai marak digunakan di Amerika Serikat saat Perang Sipil.

Sejak itu, perkembangan rancang bangun dan mekanik pistol berkembang luar biasa. Selain memicu pembuatan revolver, peluru juga memicu pembuatan pistol bermagasin, yang variannya terus bermunculan dari masa ke masa.
Revolver
Revolver Colt Phyton 357 Magnum
Revolver Smith&Wesson Model 625
READ MORE - Sejarah Pistol : AIB SEJARAH

SEJARAH PISTOL

Tak ada satu pun pihak yang bisa memastikan kapan awal kemunculan pistol. Senjata tangan ini diperkirakan muncul sekitar abad 14. Beberapa sejarahwan mengungkapkan bahwa pistol diciptakan sebagai improvisasi dari bubuk mesiu. Awal kemunculannya bermula dari “hand gonne”, yang sisa-sisanya banyak ditemukan di wilayah Estonia. Sepanjang sejarah awalnya, pistol selalu berada di balik bayang-bayang popularitas senapan (rifle).

Awal munculnya pistol bisa dirunut dari hand gonne – pelontar proyektil mirip canon ukuran mini. Hand gonne dioperasikan minimal oleh dua orang. Satu orang memegangnya di depan dada, yang lain menyulut api. Prinsip kerjanya mirip dengan canon yang banyak ditemukan pada abad pertengahan. Proyektil logam berbentuk bola berdiameter 1,8-2,5 cm harus dimasukkan ke tabung yang sebelumnya telah diisi bubuk mesiu. Saat ditembakkan, ujung laras hand gonne harus membentuk sudut elevasi karena lubang tabung (yang di kemudian hari disebut kaliber) nyaris pas dengan diameter proyektil. Mesiu yang kemudian disulut api akan menciptakan ledakan dan gas. Pada saat inilah proyektil terlontar. Jarak tembak hand gonne sekitar 35 meter.
Handgonne
Penggunaan Handgonne
Tak lama setelah era hand gonne memudar, orang-orang Portugal memperkenalkan pistol yang merupakan turunan dari senapan matchlock. Disebut matchlock karena mekanisme pemantikan mesiunya sangat bergantung pada ketepatan jatuh sumbu berapi pada cawan mesiu. Saat mesiu pada cawan terbakar, api secara otomatis akan masuk melalui lubang kecil ke pangkal laras. Sama seperti pada hand gonne, proyektil berbentuk bola besi kecil akan terlontar. Lewat mekanisme inilah pertama kalinya dikenal sistem pemantik peluru. Meski bentuknya masih sederhana, api sudah tidak disulut secara manual. Dengan sistem ini, sumbu api yang dijepit di kepala tangkai logam berbentuk huruf “S” akan digerakkan “mematuk” cawan kecil berisi mesiu. Gerakan mematuk akan terjadi setelah trigger ditarik. Pistol dan senapan matchlock diperkenalkan pada pertengahan abad 14. Namun, pistol matchlock kalah populer dari versi senapannya, sehingga dibuat sangat terbatas. Rifle matchlock sempat dibuat massal dan menjadi pegangan utama bangsa Portugal saat menjelajah Amerika. Bangsa lain yang menggunakan rifle ini adalah bangsa Jerman dan Perancis. Senapan jenis ini juga dikenal dengan nama “musket”, sehingga tentara yang menggunakannya biasa disebut “musketeer”.
Pistol Matchlock
Mekanisme Matchlock (atas)




Matchlock Rifle
Namun, berbagai insiden yang terjadi membuat matchlock kian tak populer. Mesiunya kerap meletup tanpa diduga. Ledakan ini terkadang melukai pinggang dan kaki pemiliknya, biasa terjadi akibat api pada sumbu pemantik masih membara dan tanpa disadari menyulut mesiu yang tersimpan di saku celana. Selain itu, pistol atau rifle matchlock kurang responsif saat dipakai dalam cuaca basah. Para penggunanya sering kerepotan menjaga agar sumbu tetap membara. Senjata ini bahkan masih sering kalah cepat dengan panah.

Riskannya penggunaan sumbu api membuat para perancang senjata mencari sistem pemantik lain yang lebih aman. Sistem yang baru kemudian menggunakan batu api (flint). Sistem ini tidak begitu lama diciptakan karena pada masa itu, sekitar abad 15, batu api sudah biasa digunakan untuk keperluan sehari-hari. Bentuk evolusi pertama diciptakan oleh Johann Kiefuss dari Nuenberg, Jerman, pada 1517. Sistem pengganti matchlock ini biasa disebut “wheellock”. Mekanisme wheellock mirip dengan pemantik korek api gas sekarang. Api akan terpercik setelah batu api digerus roda (wheel) bergerigi. Tarikan trigger akan membuat striker arm (tangkai penjepit) batu api jatuh pada cawan mesiu. Roda bergerigi yang ada di bawah cawan kemudian berputar dan menggerus batu api. Percikan api akan membakar mesiu dan tersulutlah mesiu di dalam laras.

Pistol Wheellock
Bagian dalam Wheellock 
Sejumlah literatur menyatakan bahwa sebenarnya penemu sistem pemantik ini bukanlah Kiefuss, melainkan Leonardo da Vinci, sekitar abad 15. Pistol jenis inilah yang memungkinkan dioperasikan hanya dengan satu tangan.

Karena ongkos pembuatan wheellock jauh lebih mahal dari matchlock, pistol dan senapan ini tidak diberikan pada semua prajurit, hanya pada perwira penting saja. Wheellock masih bertahan hingga abad 18. Sementara itu, sistem baru kembali muncul. Jenis pistol yang baru ini disebut “snaphaunce”. Snaphaunce bisa dibilang tidak benar-benar baru, karena masih menggunakan batu api. Bedanya, snaphaunce tidak menggunakan roda bergigi. Bagian yang dianggap mahal ini diganti dengan tangkai bergigi yang cukup digerakkan per daun.
Snaphaunce
Snaphaunce
Pada snaphaunce, tarikan trigger akan menggerakkan tiga bagian berturut-turut. Pertama, tutup cawan mesiu akan terbuka, lalu striker arm batu api akan “mematuk” cawan mesiu. Sebelum jatuh di cawan, batu api akan menggesek tangkai bergerigi terlebih dulu sehingga percikannya akan membakar mesiu di cawan. Semburan api inilah yang selanjutnya akan menjalar masuk ke laras dan menciptakan ledakan. Tipe snaphaunce muncul pertama kali pada 1570. Beberapa literatur menyebutkan pengguna pertama kali adalah orang Eropa utara. Namun ada juga yang menyebut Belanda, didasarkan pada kata “snaphaunce” yang kemungkinan berasal dari kata “schnapp hahn” yang berarti patukan ayam jago (gerakan striker arm batu api memang mirip patukan ayam jago).

Sistem baru yang lebih praktis kembali muncul. Pada 1612, seorang Perancis bernama Marin le Bourgeoys memperkenalkan ciptaannya. Ia tak banyak mengubah mekanisme pada snaphaunce, hanya memadukan fungsi tangkai penggerus dengan tutup cawan mesiu. Tipe baru ini dikenal dengan nama “flintlock”. Flintlock langsung diserahkan pada Raja Henry IV, penguasa Perancis saat itu. Dia pun langsung memerintahkan pabrik senjata untuk memproduksinya secara massal. Kepraktisannya membuat flintlock dengan cepat populer di kalangan militer Eropa dan menggeser wheellock dan snaphaunce.

Model flintlock paling terkenal adalah Brown Bess Flintlock, dibuat pada 1700an. Jenis yang satu ini bisa diisi mesiu dan proyektil lalu menembaknya dua sampai lima kali per menit. Keakuratannya pun sudah lumayan meningkat, bisa membunuh orang dari jarak sekitar 10 meter. Flintlock adalah jenis terakhir yang menggunakan batu api.
Flintlock

Flintlock Inggris
Flintlock Skotlandia
Brown Bess Flintlock
Bagian dalam Flintlock
Masa keemasan flintlock berlangsung cukup lama, sekitar 200 tahun, sampai akhirnya ditutup oleh ciptaan John Forsyth. Pastor Skotlandia ini memperkenalkan sistem pemantik api “percussion cap” (pemukul topi) pada 1805. Kepopuleran percussion cap adalah karena tidak lagi menggunakan batu api yang dianggap kurang memadai karena rentan air dan kerap tak bisa digunakan dalam keadaan lembab.

Sebelum merancang percussion cap, Forsyth meramu bahan peledak baru yang selanjutnya menjadi peledak mesiu yang ditaruh dalam laras senapan atau pistol. Material peledak yang merupakan campuran merkuri itu ditaruh pada mulut pipa kecil yang mengarah pada lubang mesiu. Material yang sudah dibungkus inilah yang nantinya akan “dipukul” pelatuk (hammer) dan selanjutnya mengirim api ke tabung mesiu. Kelak, mekanisme semacam inilah yang akan digunakan sebagai dasar rancang bangun peluru atau “cartridge”.

Pada setiap peluru, terdapat 1) bullet atau proyektil yang akan dilontarkan, 2) selongsong atau tabung mesiu, 3) mesiu atau material cordite, 4) rim atau bagian selongsong untuk “loading”, dan 5) primer, pemantik mesiu di “pantat” peluru. Primer inilah yang merupakan bentuk evolusi percussion cap.
Percussion Cap
Perbandingan Mekanisme
Sepintas, percussion cap masih menyerupai flintlock. Senjata ini masih memiliki tangkai berbentuk huruf “S” yang biasa dipakai untuk menjepit batu api. Namun, pada percussion cap, tangkai ini tidak lagi menjepit batu api. Di ujung tangkai ini hanya ada cekungan yang digunakan untuk “memukul” topi peledak merkuri di ujung tangkai satunya lagi.

Percussion cap dianggap sebagai pembuka jalan menuju perancangan senjata genggam (handgun) dengan peluru dalam silinder putar atau revolver. Revolver mulai marak digunakan di Amerika Serikat saat Perang Sipil.

Sejak itu, perkembangan rancang bangun dan mekanik pistol berkembang luar biasa. Selain memicu pembuatan revolver, peluru juga memicu pembuatan pistol bermagasin, yang variannya terus bermunculan dari masa ke masa.
Revolver
Revolver Colt Phyton 357 Magnum
Revolver Smith&Wesson Model 625

0 komentar:

Post a Comment