Plastik diciptakan pada abad ke-19 dan awalnya digunakan untuk
menggantikan gading, karet dan lak. Kemudian, pada abad ke-21 penemuan
ini bagai penyakit menular yang menyebar ke sejumlah besar komoditas.
Alexander Parkes, seorang metalurgis dan penemu, menemukan plastik pertama kali pada 1862 yang bahannya berasal dari selulosa bernama Parkesine. Temuan Parkes kemudian dipamerkan di Great International Exhibition, London. Ia mengklaim bahwa bahan tersebut lebih fleksibel dan lebih murah dibandingkan karet. Meskipun Parkesine bisa dimanipulasi dalam berbagai bentuk, investor kehilangan minat sejak bahan baku untuk memproduksi plastik begitu mahal.
Pada abad ke-19, John Wesley Hyatt mengembangkan seluloid dari campuran kertas tisu, asam nitrat dan asam sulfat sehingga terciptalah termoplastik pertama yang masih digunakan sampai sekarang untuk film fotografi. John Wesley Hyatt dikenal sebagai bapak industri platik modern.
Periode berikutnya, resin mulai digunakan pada tahun 1907 ketika ahli kimia New York, Leo Baekeland, membuat Bakelite. Pihak militer menemukan bahwa bahan tersebut dapat membantu pembuatan senjata. Di samping itu, juga dapat digunakan untuk membuat isolator listrik, radio, cangkir, tombol, permen karet dan pegangan perak.
Beberapa plastik, seperti rayon dan kertas kaca [cellophane] mendapatkan tempat di abad XX. Rayon adalah modifikasi selulosa yang dikembangkan oleh Louis Marie Hilaire Bernigaut pada tahun 1891. Kurang dari 10 tahun setelah penciptaan rayon, Dr. Jacques Edwin Brandenberger menemukan kertas kaca. Pada tahun 1940-an, nilon, akrilik, neoprene, SBR dan polietilen berkembang semakin luas.
Semua penemuan di atas memberi jalan bagi kemunculan berbagai jenis plastik, termasuk polyvinyl chloride (PVC) atau vinil, klorida polyvinylidence (SaranTM), Teflon, polyethylene terephthalate (PET), high-density polyethylene (HDPE), low-density polyethylene ( LDPE), polypropylene (PP) dan polistirena (PS). PVC ditemukan dalam botol minyak sayur dan pembungkus makanan; PET sering digunakan dalam wadah minuman dan makanan; HDPE digunakan dalam pembuatan botol susu dan deterjen; LDPE membantu untuk membuat kantong plastik dan shrink wrap; PP ditemukan dalam wadah margarin dan yogurt; dan PS digunakan untuk membuat karton telur dan peralatan sekali pakai.
Walaupun botol air soda pertama di Amerika diciptakan pada 1835, botol plastik untuk minuman ringan tidak digunakan sampai tahun 1970 dan botol PET pertama digunakan tiga tahun kemudian. Pada 1977, botol PET memiliki berat 60 gram, tapi segera dikurangi menjadi 48gr. Coca-Cola sendiri mulai menggunakan plastik daur ulang menjadi botol plastik minuman pada tahun 1990.
READ MORE - Sejarah Botol Plastik : AIB SEJARAH
Plastik diciptakan pada abad ke-19 dan awalnya digunakan untuk
menggantikan gading, karet dan lak. Kemudian, pada abad ke-21 penemuan
ini bagai penyakit menular yang menyebar ke sejumlah besar komoditas.Alexander Parkes, seorang metalurgis dan penemu, menemukan plastik pertama kali pada 1862 yang bahannya berasal dari selulosa bernama Parkesine. Temuan Parkes kemudian dipamerkan di Great International Exhibition, London. Ia mengklaim bahwa bahan tersebut lebih fleksibel dan lebih murah dibandingkan karet. Meskipun Parkesine bisa dimanipulasi dalam berbagai bentuk, investor kehilangan minat sejak bahan baku untuk memproduksi plastik begitu mahal.
Pada abad ke-19, John Wesley Hyatt mengembangkan seluloid dari campuran kertas tisu, asam nitrat dan asam sulfat sehingga terciptalah termoplastik pertama yang masih digunakan sampai sekarang untuk film fotografi. John Wesley Hyatt dikenal sebagai bapak industri platik modern.
Periode berikutnya, resin mulai digunakan pada tahun 1907 ketika ahli kimia New York, Leo Baekeland, membuat Bakelite. Pihak militer menemukan bahwa bahan tersebut dapat membantu pembuatan senjata. Di samping itu, juga dapat digunakan untuk membuat isolator listrik, radio, cangkir, tombol, permen karet dan pegangan perak.
Beberapa plastik, seperti rayon dan kertas kaca [cellophane] mendapatkan tempat di abad XX. Rayon adalah modifikasi selulosa yang dikembangkan oleh Louis Marie Hilaire Bernigaut pada tahun 1891. Kurang dari 10 tahun setelah penciptaan rayon, Dr. Jacques Edwin Brandenberger menemukan kertas kaca. Pada tahun 1940-an, nilon, akrilik, neoprene, SBR dan polietilen berkembang semakin luas.
Semua penemuan di atas memberi jalan bagi kemunculan berbagai jenis plastik, termasuk polyvinyl chloride (PVC) atau vinil, klorida polyvinylidence (SaranTM), Teflon, polyethylene terephthalate (PET), high-density polyethylene (HDPE), low-density polyethylene ( LDPE), polypropylene (PP) dan polistirena (PS). PVC ditemukan dalam botol minyak sayur dan pembungkus makanan; PET sering digunakan dalam wadah minuman dan makanan; HDPE digunakan dalam pembuatan botol susu dan deterjen; LDPE membantu untuk membuat kantong plastik dan shrink wrap; PP ditemukan dalam wadah margarin dan yogurt; dan PS digunakan untuk membuat karton telur dan peralatan sekali pakai.
Walaupun botol air soda pertama di Amerika diciptakan pada 1835, botol plastik untuk minuman ringan tidak digunakan sampai tahun 1970 dan botol PET pertama digunakan tiga tahun kemudian. Pada 1977, botol PET memiliki berat 60 gram, tapi segera dikurangi menjadi 48gr. Coca-Cola sendiri mulai menggunakan plastik daur ulang menjadi botol plastik minuman pada tahun 1990.
Alexander Parkes, seorang metalurgis dan penemu, menemukan plastik pertama kali pada 1862 yang bahannya berasal dari selulosa bernama Parkesine. Temuan Parkes kemudian dipamerkan di Great International Exhibition, London. Ia mengklaim bahwa bahan tersebut lebih fleksibel dan lebih murah dibandingkan karet. Meskipun Parkesine bisa dimanipulasi dalam berbagai bentuk, investor kehilangan minat sejak bahan baku untuk memproduksi plastik begitu mahal.
Pada abad ke-19, John Wesley Hyatt mengembangkan seluloid dari campuran kertas tisu, asam nitrat dan asam sulfat sehingga terciptalah termoplastik pertama yang masih digunakan sampai sekarang untuk film fotografi. John Wesley Hyatt dikenal sebagai bapak industri platik modern.
Periode berikutnya, resin mulai digunakan pada tahun 1907 ketika ahli kimia New York, Leo Baekeland, membuat Bakelite. Pihak militer menemukan bahwa bahan tersebut dapat membantu pembuatan senjata. Di samping itu, juga dapat digunakan untuk membuat isolator listrik, radio, cangkir, tombol, permen karet dan pegangan perak.
Beberapa plastik, seperti rayon dan kertas kaca [cellophane] mendapatkan tempat di abad XX. Rayon adalah modifikasi selulosa yang dikembangkan oleh Louis Marie Hilaire Bernigaut pada tahun 1891. Kurang dari 10 tahun setelah penciptaan rayon, Dr. Jacques Edwin Brandenberger menemukan kertas kaca. Pada tahun 1940-an, nilon, akrilik, neoprene, SBR dan polietilen berkembang semakin luas.
Semua penemuan di atas memberi jalan bagi kemunculan berbagai jenis plastik, termasuk polyvinyl chloride (PVC) atau vinil, klorida polyvinylidence (SaranTM), Teflon, polyethylene terephthalate (PET), high-density polyethylene (HDPE), low-density polyethylene ( LDPE), polypropylene (PP) dan polistirena (PS). PVC ditemukan dalam botol minyak sayur dan pembungkus makanan; PET sering digunakan dalam wadah minuman dan makanan; HDPE digunakan dalam pembuatan botol susu dan deterjen; LDPE membantu untuk membuat kantong plastik dan shrink wrap; PP ditemukan dalam wadah margarin dan yogurt; dan PS digunakan untuk membuat karton telur dan peralatan sekali pakai.
Walaupun botol air soda pertama di Amerika diciptakan pada 1835, botol plastik untuk minuman ringan tidak digunakan sampai tahun 1970 dan botol PET pertama digunakan tiga tahun kemudian. Pada 1977, botol PET memiliki berat 60 gram, tapi segera dikurangi menjadi 48gr. Coca-Cola sendiri mulai menggunakan plastik daur ulang menjadi botol plastik minuman pada tahun 1990.
1 komentar:
STOP pemakaian plastik. Mari gunakan kemasan makanan dari kertas yang terbukti ramah lingkungan. Ayo bantu Greenpack untuk mewujudkan indonesia yang lebih hijau. Untuk lebih lanjut tentang Greenpack dapat mengunjungi http://www.greenpack.co.id/
Post a Comment